INFOBANDUNGKU.COM – Jawa Barat tidak hanya di kenal karena keindahan alam dan keragaman kulinernya. Karena kekayaan budayanya yang meliputi berbagai tradisi, seni, dan permainan tradisional. Salah satu permainan yang hingga kini menjadi bagian dari identitas budaya Sunda adalah Paciwit-Ciwit Lutung. Meskipun sederhana, permainan ini menyimpan nilai-nilai kebersamaan dan keceriaan yang khas.
Untuk itu, mari kita telusuri lebih jauh, bagaimana cara memainkannya, dan mengapa permainan ini penting untuk terus di lestarikan.
Apa Itu Paciwit-Ciwit Lutung?
Pertama-tama, kita perlu memahami bahwa Paciwit-Ciwit Lutung merupakan permainan tradisional khas Jawa Barat yang di mainkan oleh anak-anak secara turun-temurun. Nama “Paciwit-Ciwit Lutung” berasal dari bahasa Sunda. Kata “paciwit-ciwit” berarti mencubit ringan, sementara “lutung” mengacu pada jenis monyet yang sering menjadi karakter imajinatif dalam cerita rakyat Sunda.
Karena permainan ini sederhana dan tidak membutuhkan alat khusus, Paciwit-Ciwit Lutung sering di mainkan sebagai hiburan spontan, baik di rumah, di sekolah, maupun saat anak-anak berkumpul di lapangan. Oleh sebab itu, permainan ini menjadi bagian dari keseharian masyarakat Sunda, terutama pada masa lalu.
Bagaimana Cara Bermainnya?
Untuk memainkannya, kamu hanya membutuhkan dua orang atau lebih yang saling berhadapan. Kemudian, berikut adalah langkah-langkahnya:
- Pertama, pemain meletakkan tangan mereka secara bertumpuk, satu di atas yang lain.
- Selanjutnya, pemain pertama mencubit ringan punggung tangan pemain lain sambil menyanyikan lagu:
“Paciwit-ciwit lutung, si lutung pindah ka luhur.”
(Artinya: “Cubit-cubit lutung, si lutung pindah ke atas.”) - Setelah itu, giliran pemain berikutnya melakukan hal yang sama, dan seterusnya.
Namun demikian, penting untuk diingat bahwa cubitan dilakukan dengan lembut agar tidak menimbulkan rasa sakit. Karena permainan ini bertujuan untuk menciptakan keceriaan, cubitan yang terlalu keras justru bisa mengurangi kesenangan.
Melestarikan permainan tradisional bukan hanya soal menjaga tradisi. Lebih dari itu, permainan ini juga menjadi bagian dari identitas budaya dan warisan leluhur yang berharga. Dengan terus memainkannya, generasi muda tidak hanya diajak untuk memahami akar budaya mereka, tetapi juga diajarkan nilai-nilai penting seperti kebersamaan, kreativitas, dan rasa syukur atas kesederhanaan.
Baca Juga: Tari Merak: Pesona Budaya Kota Bandung, Jawa Barat
Akhirnya, permainan Paciwit-Ciwit Lutung adalah contoh sempurna dari bagaimana tradisi sederhana dapat membawa kebahagiaan sekaligus melestarikan budaya. Oleh karena itu, mari kita dukung upaya pelestarian permainan ini, baik melalui pendidikan formal maupun kegiatan komunitas. Dengan begitu, kita tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi berikutnya.
Jadi, kapan terakhir kali kamu memainkan permainan tradisional? Mungkin sekarang saat yang tepat untuk menghidupkan kembali permainan ini bersama keluarga atau teman-teman!